Selasa, 06 Desember 2016

Review Drama - Remember : War of The Son

Hasil gambar untuk remember war of the son
REVIEW
REMEMBER : WAR OF THE SON

Yuhuuuu, ini sekarang saya akan mereview salah satu drama yang diperankan oleh Ayang Beb. Bagi kalian Kdrama Lovers pasti sudah tidak asing dengan wajah aktor tampan nan rupawan ini, yap Yoo Seung Ho, salah satu aktor berbakat korea yang masih muda dan sudah wajib militer juga loh, jadi gak perlu cemas kalo nantinya ditinggal oppa (ups, dia bukan oppa, but All handsome boys are Oppa, right? hehe)

Review Drama - Splash Splash Love

Hasil gambar untuk splash splash love review

REVIEW
SPLASH SPLASH LOVE

wah wah wah, splash splash love! the amazing mini drama or short drama for me. i watched this drama more than ten times, i really love the story and the cast. so let's review splash splash love. 

Review Drama - KBS Special Drama, What Is The Ghost Doing

Hasil gambar untuk What Is The Ghost Doing (Drama Special)

REVIEW
WHAT'S THE GHOST DOING 

What is the ghost doing atau ada yang menyebutnya what is the ghost up to adalah sebuah drama spesial yang ditayangkan oleh KBS. Dram ini hanya ada 1 episode yang berdurasi sekitar 1 jam 13 menit. 
Diperankan oleh Lee Joon, mantan personil dari boy group MBLAQ dan Jo Soo Hyang.
Drama ini bergenre komedi, romance, horor dan yang pasti sangat sedih (Buat saya sih). 

Review Drama - Oh My Ghost

Hasil gambar untuk oh my ghost drama

REVIEW
OH MY GHOST

Drama ini adalah salah satu drama favorit saya (Semua drama aja di favoritin hehe). Sebelumnya saya akan kasih tahu dulu nih pemerannya, mau tahu kan?

1.Park Bo Young
Hasil gambar untuk park bo young oh my ghost

Dia berperan sebagai Na Bong Sun. biasanya teman-teman kerjanya manggil dia Nabong (yaa mungkin biar ngingetin kita untuk nabung kali yak)

Review Web Drama - Click Your Heart


REVIEW
Click Your Heart

Click Your Heart adalah sebuah Web Drama yang berjumlah 7 (Tujuh) episode dan setiap episodenya memiliki durasi kurang lebih 12 (Dua belas) menit. 
Pemeran utama drama ini adalah Mina (Kwon Mi Na), pada drama ini Mina merupakan seorang siswi yang dinilai atau dianggap seseorang yang akan membawa masalah atau ketidak beruntungan pada orang lain. Namun Mina akan terlibat hubungan dengan 4 (empat) orang laki-laki tampan yang memiliki kepribadian berbeda-beda.

Rabu, 02 November 2016

[NOVEL] Don't Love Me - Bab VII

BAB VII
            Mia menunggu dengan senyum yang mengembang sejak Ia keluar dari hotel. Hari ini keinginannya untuk bersama Nathan akan terwujud. Bukan Mia namanya jika tidak berhasil memaksa Nathan untuk menemuinya.
            Mia menatap seorang gadis yang duduk tepat dihadapannya, gadis itu Ia kenal wajahnya. Alexa, Mia tahu itu dari Daniel, Ia mengenalnya namun Mia tak ingin menyapanya karena jika Ia menyapa gadis itu berarti Ia akan mengobrol dengannya dan jika pada saat itu Nathan datang Ia tidak akan berduaan saja dengan Nathan karena tidak mungkin secara tiba-tiba Ia pamit atau bahkan mengusir Alexa. Namun mengingat Alexa adalah pemilik Royal Resto, Mia berpikir untuk menyapanya nanti setelah Ia mengobrol dengan Nathan.

[NOVEL] Don't Love Me - Bab VI

BAB VI
“Rina..” Alexa menyapa Rina yang sedang sibuk di meja Resepsionist. Tersenyum semanis mungkin yang bisa Alexa lakukan.
            “Lexa.. tidak biasanya kesini sore hari. Aku sudah bersiap-siap untuk pulang. Ada urusan apa? Bertemu Kevin?” Rina membalas senyum Alexa.
            “Ya begitulah. Aku bosan di Resto. Ingin mengganggu sepupuku” Alexa sedikit tertawa dan Rina pun ikut tertawa.

[NOVEL] Don't Love Me - Bab V

BAB V
            Kevin sudah duduk di cafe dekat Royal Hotel, Ia menunggu calon kakak iparnya yang tiba-tiba saja mengajak bertemu. Tak ada prasangka apapun di otak Kevin kecuali penyiksaan batin yang akan dilakukan calon kakak iparnya tersebut. Mungkin saja ini akan menjadi wawancara antara calon adik ipar dan calon kakak ipar dimana sang kakak akan menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang tidak masuk akan. Seperti, bagaimana ia bekerja? Mengapa ia harus menjadi pemilik Royal Hotel? Apa makanan kesukaanya? Apa hobinya?. Tunggu, itu semua sudah ditanyakan saat pertemuan pertama mereka berdua.

[NOVEL] Don't Love Me - Bab IV

BAB IV
            Kevin Wijaya sudah menggunakan kemeja dan jas berwarna biru tua. Hari ini, Ia dan kakek akan makan malam bersama dengan keluarga Rina lagi. Jika sebelumnya mereka hanya makan di rumah, hari ini sangat spesial karena Kevin berhasil membujuk dan merayu sepupunya untuk memberikan satu meja besar VIP di Royal Resto untuk dirinya.

[NOVEL] Don't Love Me - Bab III

BAB III
            “Tumbuhanmu akan mengering jika kau menatapnya seperti itu” suara Jonatan kepala koki di Royal Resto membangunkan Alexa dari lamunannya.
            “Jo...” Alexa tersenyum dan berdiri menghampiri Jonatan.
            Jonatan menghampiri Alexa, saat sudah berhadapan Jonatan menyentuh kepala Alexa dan mengelusnya lalu merapihkan rambut yang menghalangi wajah Alexa. “Kau lebih cantik jika tersenyum sayang” Jonatan selalu suka melihat Alexa tersenyum, menurut Jonatan saat Alexa tersenyum itu akan memberikan kebahagiaan bagi orang lain.

[NOVEL] Don't Love Me - Bab II

BAB II
            “Aku sudah tampankan? Jas ini cocok sekali untukku, aku terlihat sepuluh tahun lebih muda” tuan Wijaya, Kakek dari Kevin dan Alexa tengah memandang dirinya di spion mobil milik Kevin.
            “Ya kakek, kau sangat tampan. Jadi, bisakah kau segera masuk. Aku yakin Rina dan keluarganya sudah menunggu” Kevin membukakan pintu mobil untuk kakeknya, dengan sedikit menggerutu namun kakeknya tetap menurutin perkataan Kevin dan segera masuk dan menggunakan sabuk pengaman.

[NOVEL] Don't Love Me - Bab 1

BAB I
            Kevin sibuk dengan pekerjaannya di salah satu hotel milik keluarganya. Royal Hotel, hotel berbintang yang selalu penuh setiap harinya. Hotel ini memang digunakan oleh para pengusaha untuk memberikan penginapan kepada rekan kerja mereka. Kevin berdiri di meja reseptionist seraya menyandarkan dirinya di meja tersebut.
            “Rina, kapan kau pikir hotel ini akan sepi?” tanya Kevin pada salah satu resepsionist yang sedang berjaga hari ini.
            “Saya tidak tahu, Pak” jawab Rina sedikit gugup karena Kevin tiba-tiba menoleh dan menatapnya.

[NOVEL] I Love You Before - Bab VII

Bab VII


Stay with me
            Aku duduk bersama Ardit di sofa yang berada di ruang tamu Kiran. Suatu keajaiban aku bisa duduk bersebelahan dengannya, satu-satunya orang yang ingin aku hindari. Terpaksa, pasti apa yang aku lakukan ini terpaksa. Alasannya? Ya karena kejadian kemarin di rumahku, aku tak bisa menjawab pertanyaannya dan Kiran dengan cepat menghubungi Ardit untuk menjemputnya. Tentu saja Ardit akan bergerak seribu langkah untuk segera sampai di rumahku. Aku tahu jelas apa yang ada dalam otaknya, Ia pasti berpikir bahwa jika Ia terlambat, Aku akan merebut Kiran darinya. Kekanakan.

[NOVEL] I Love You Before - Bab VI

Bab VI

Tell Me Why
            “Aku nunggu Ardit” ia menjawab dengan ceria. Aku hanya menanyakan, apa yang sedang ia lakukan. Tapi ia justru membuatku ingin loncat ke jurang yang paling dalam, kenapa harus selalu Ardit yang membuatnya begitu ceria.
            “oh” jawabku singkat, Aku segera berjalan dengan cepat ke arah mobilku, tak ada gunanya aku disini, ia tak menungguku, ia menunggu Ardit. Ya Tuhan! Apa yang gue pikirin tadi?
            “Danny... mau kemana?” aku reflek berbalik dan kembali menatapnya. Ini kebiasaan yang buruk, aku seharusnya tidak memperdulikannya.

[NOVEL] I Love You Before - Bab V

Bab V

Sorry
            Sekitar dua minggu lagi proses shooting film akan benar-benar selesai. Beberapa bulan bersama Kiran membuatku tak terpuruk lagi. Tapi ia tetaplah Kiran dan aku tetaplah Danny. Kiran yang membenci Sherly dan mencintai Ardit. Aku yang membenci Ardit dan mencintai Sherly. Ini bukan kesalahannya, kasusku dan Kiran berbeda. Namun, ada yang aneh disini, di hatiku. Aku merasa alasanku membenci Ardit menjadi berubah, aku takut untuk menyadarinya, aku selalu berusaha mengelak saat tiba-tiba aku mulai memikirkan tentang hal itu.

[NOVEL] I Love You Before - Bab IV

Bab IV

My Mistakes
            Kiran duduk di ujung tempat tidurnya sambil menangis, sejak ia dibopoh oleh Ardit tadi, ia terus menangis dan entah mengapa aku merasa tidak nyaman mendengar tangisnya di tambah lagi airmatanya sudah membasahi wajahnya.
            “Dit... sakit” Kiran meremas seprai.
            “apa sih kamu lihat pas jalan? Kamu emang harus selalu berada disamping aku” ucap Ardit seraya membersihkan luka di kaki Kiran.

[NOVEL] I Love You Before - Bab III

Bab III

Her Fears
Dua hari tidak bertemu Kiran sepertinya adalah hadiah dari Tuhan karena aku berhasil memanfaatkan pinjaman hati malaikatnya dengan baik. Aku tidak bisa tidur setelah kejadian malam itu, aku seperti bicara pada gadis lain bukan Kiran. Aku tidak mungkin bersikap sebaik itu pada Kiran, gadis itu tidak mungkin setenang itu. Kiran yang aku kenal sebelumnya adalah Kiran yang berisik dan berenergi. Tapi malam itu, aku melihat Kiran diam, aku melihat matanya memancarkan kelelahan, aku melihat pandangannya kosong. Kiran malam itu bukanlah Kiran si pembuat kebisingan.
“Danny!!” baru saja aku berpikir bahwa Kiran bukanlah pembuat kebisingan, pagi ini dia datang dengan suara yang bising.

[NOVEL] I Love You Before - Bab II

Bab II

The Reason
Hari ini tepat dua minggu aku shooting, dan berarti pula hari ini tepat dua minggu aku mengenal Kiran. Ia masih seperti kelinci yang ingin sekali bermain kemanapun ia bisa, dan ia masih seperti burung nuri yang ingin selalu menyanyi selama ia masih memiliki lagu yang ia hafal.
harusnya gue gak usah merhatiin dia kan” gumamku pelan agar tidak ada seorangpun yang mendengarnya. Ya, seharusnya aku tidak memperhatikan Kiran. Aku sudah bertahan beberapa jam untuk tak memperhatikannya, namun pertahananku masih lemah. Hari ini Kiran membawa cake dan hampir saja menyuapiku, jika saja aku tidak melihat Beni yang tengah menatap tajam ke arahku, mungkin aku sudah memakan potongan cake yang ia potongkan.

[NOVEL] I Love You Before - Bab I


Bab I

Go Far!
            Aku memandang batu nisan itu tanpa berkedip. Mengenang semua yang telah aku lalui bersama seseorang yang telah terkubur dibawah batu nisan itu, semua kenangan ku, semua cintaku, semua kebahagiaanku.
            Celana jeansku sudah kotor oleh tanah yang sejak tadi menjadi tempatku bertumpu. Aku adalah orang terakhir yang masih berada di pemakaman ini. Seakan aku tak akan rela meninggalkan malaikat kebahagiaanku pergi, tak rela ia terkubur di dalam sana tanpa cahaya, aku tidak rela ia sendirian di dalam sana, namun sesungguhnya aku sangat tidak rela ia tak berada di sisiku lagi, saat ini . . .

Senin, 31 Oktober 2016

[CERBUNG] Fix Me -Part 3

Part 3

Langkah kecil dan perlahan Keisha membuat Arkan sedikit begerak. Saat ini Keisha sudah rapih dengan pakaian kerja dan tasnya. Saat bangun tadi Keisha memang sedikit terkejut karena dirinya berada di pelukan Arkan, Keisha tidak ingat apapun kecuali saat dirinya menangis dan memeluk laki-laki itu saat duduk berdampingan, tapi tadi Keisha berusaha tidak panik dan melepaskan diri dari pelukan Arkan seperlahan mungkin.
            Keisha mengambil peep toe miliknya dan berjalan perlahan keluar dari kamar. Keisha bahkan tidak langsung menggunakan sepatunya, Ia hanya menjinjing dan setelah berjalan agak jauh dari kamar, Keisha segera mengenakan sepatunya.
            Saat menuju dapur, Keisha melihat meja makan sudah tertata dengan rapih, beberapa jenis masakan sudah tersedia disana.

[CERBUNG] Fix Me - Part 2

Part 2

Keisha mengecek segala sesuatu yang harus Ia bawa ditasnya. Ia tidak boleh meninggalkan apapun, hari ini ada rapat dan dia tidak memiliki waktu untuk kembali ke rumah walau hanya lima menit.
            Rasha berdeham, “Kau yakin kepalamu sudah lebih baik?”
            Keisha mengangguk lalu berjalan menghampiri Rasha, “Kepalamu sepertinya yang sekarang sakit” Keisha memegang kening Rasha
            Rasha menyipit, tidak mengerti dengan ucapan Keisha.
            “Apa kau akan mengenakan kemeja dengan celana boxer itu?”
            Rasha dengan cepat menatap kebawah, dia sudah mengenakan tas dan sepatu, namun dia lupa untuk mengenakan celana jeansnya. Rasha menatap Keisha yang menahan tawa, “Kau tidak tahu jika ini fashion terbaru?”

[CERBUNG] Fix Me - Part 1

Part 1

Seorang wanita tengah duduk di tepi kolam renang, kakinya dibiarkan terendam dalam air kaporit itu, sedangkan kepalanya menengadah menatap langit yang gelap. Malam ini tidak ada satu pun bintang yang terlihat, mungkin karena musim penghujan sedang melanda Indonesia, maka bintang pun tertutup oleh awan hitam.
            Wanita itu mendesah beberapa kali, beberapa hal yang Ia pikirkan membuat dirinya lemas dan tak bertenaga. Seolah hal buruk akan menimpa wanita itu.
            “Aku hanya memohon pada-Mu. Bisakah kau membuatnya kembali menatapku?” ucap wanita berusia dua puluh empat tahun itu. Dengan kaki yang hampir beku karena menahan dinginnya air kolam, wanita itu berdiri dan berjalan menjauhi kolam renang yang hanya di terangi beberapa lampu di sisi kolam.
            “Aku kira kau akan duduk disana semalaman” seorang laki-laki yang terlihat lebih muda dari wanita itu bersandar pada sisi pintu masuk

[CERBUNG[ Fate - Part 4 End

Part 4 End

Ernest menatap Adeeva dengan tersenyum tanpa malu Ia terus menatap Adeeva dengan pandangan memuja.
“Hei!!” Ernest hampir jatuh dari kursinya saat sebuah tangan menepuk pundaknya
Mata Ernest menyipit, “Reyhan?”
“Ya ini aku” Reyhan tersenyum pada Ernest
“Hai Rey.. kau akan sarapan bersama kami?” tanya Adeeva saat mendengar suara Reyhan disana
Reyhan tersenyum semanis mungkin pada Adeeva, “Hai Deev... tentu saja. Aku merindukan masakanmu yang sangat lezat itu” dan Adeeva hanya tersenyum malu.
Ernest menatap tajam Reyhan, “Apa itu tadi? Rey? Deev? Sejak kapan kalian sedekat itu?” tanya Ernest kesal

[CERBUNG] Fate - Part 3

Part 3

Ernest menggerutu kesal di dalam kamarnya. “Dia sakit dan masih memikirkan larangan kekasihnya?” Ernest menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang, “Dia gila atau terlalu cinta pada kekasihnya itu?” gumam Ernest. Ernest mendesah kesal, dirinya memutar tubuh hingga dirinya menghadap ke samping saat ini.
Sudah pukul dua belas malam, namun Ernest tidak mendapat telepon apapun dari Adeeva. Tunggu! Dia bahkan tidak memiliki nomor teleponku. Ucap Ernest dalam hati. Dengan secepat kilat Ernest berlari menuju kamar Adeeva dan tanpa mengetuk pintu, Ernest langsung masuk.
Adeeva kaget saat mendapat Ernest berlari mendekat padanya, “Ada apa?” tanya Adeeva yang masih memegang laptop di pangkuannya. Dirinya masih dengan posisi seperti sebelumnya.
“Apa yang sedang kau lakukan?” tanya Ernest sambil melirik pada laptop di pangkuan Adeeva

[CERBUNG] Fate - Part 2

Part 2

Ernest duduk dikursinya dan segera membaca semua berkas dan laporan yang sudah tersusun rapih di atas meja kerjanya. Selama empat jam, Ernest hanya membaca, mentandatangani, mencoret dan menelpon. Sampai tiba-tiba ada yang mengetuk pintu ruang kerjanya
“Masuk” ucap ernest
Pintu ruang kerja Ernest perlahan terbuka, dan saat melihat siapa yang datang Ernest pun mengernyit. “Tidak biasanya kau masuk dengan mengetuk pintu”
Seorang laki-laki berpenampilan seperti Ernest masuk dan tersenyum lebar, “haha, bagaimana pun juga ini ruang pimpinan, mana mungkin aku langsung masuk saja” laki-laki itu langsung duduk di hadapan Ernest
“Ada apa kau kemari? Bukankah pengacara Reyhan Saputra sangat sibuk?” Ernest melirik sedikit pada laki-laki bernama Reyhan itu lalu kemudian kembali fokus dengan berkas yang Ia baca.
“Aku ingin....” tiba-tiba Reyhan berhenti bicara, “Oh tunggu, apa ini?” Reyhan langsung mengambil kotak makan bersusun tiga yang ada di sebelah kiri meja Ernest.

[CERBUNG] Fate - Part 1

Part 1

Angin dingin menusuk hingga ke dalam tulang Adeeva. Ia hanya memejamkan matanya, menahan seluruh rasa dingin yang sebenarnya sudah membuat seluruh tubuhnya mati rasa. Ia tetap berdiri di balkon villanya yang terletak di daerah cianjur. Jika dia memiliki keberanian lebih dan jika bunuh diri itu di halal kan, maka mungkin dirinya sudah terjun dari atas balkon dan tergeletak tidak bernyawa di bawah sana. Namun Adeeva masih memilik akal sehat dan masih percaya akan Tuhan, maka disinilah dia sekarang berdiri dengan pasrah pada apapun yang terjadi dalam hidupnya.
Adeeva Atmadja, seorang wanita berusia dua puluh lima tahun, seorang penulis novel dan editor di salah satu penerbit terbesar di Indonesia. Ayahnya seorang pemilik hotel di daerah puncak dan beberapa daerah lainnya, ibunya sudah meninggal dua tahun yang lalu, dan Ia hanya memiliki satu kakak laki-laki bernama Dave yang mewarisi seluruh ilmu bisnis hotel Ayahnya.

[CERPEN] Orang Ketiga

ORANG KETIGA
Aku menatapnya lagi, melihat apa yang dimiliki dirinya sehingga aku benar-benar menjatuhkan hatiku padanya. Tidak, tak ada yang spesial dari dirinya, tidak ada, semuanya biasa saja. Dia hanya seorang Manajer Operasional disalah satu perusahaan di Jakarta, tingginya hanya sekitar 175 cm, kulitnya sawo matang, matanya sedikit sipit dan hidungnya bahkan tidak dapat dikatakan mancung, tapi mengapa aku begitu saja jatuh cinta pada orang seperti dia?.
            “Kau akan jatuh cinta padaku jika kau terus melihatku seperti itu, Airin” Beni mengibas-ibaskan tangannya tepat di depan mukaku.
            “terlalu percaya diri” aku mengalihkan pandanganku darinya.
            Beni tak pernah tahu isi hatiku, bahkan aku sendiri baru menyadarinya beberapa hari yang lalu. Aku sadar saat aku mulai merindukannya, mulai memperhatikannya dan saat aku mulai merasakan cemburu saat Ia sedang bersama Sherly, kekasihnya.

[CERPEN] Secangkir Cappucino

SECANGKIR CAPPUCINO
            Langkahku gemetar, seluruh tubuhku tiba-tiba saja merasa sangat kedinginan, suaraku ikut membeku. Ini seperti mimpi, aku tak pernah menginginkan ini semua, seharusnya sejak awal aku tak pernah memulainya. Aku tahu hubunganku dengannya adalah sebuah kesalahan, kesalahan yang sudah ku ketahui, kesalahan yang tak akan pernah bisa menjadi sebuah kebenaran.
            “Kiran...” suara berat Alex terdengar jelas, namun aku tidak boleh luluh lagi. Dia bukan untukmu Kiran, ini jalanmu.
            “Kiran.. aku yakin pasti ada jalan agar kita tetap bisa bersama” Alexa berlari dan menggenggam tanganku. Aku tidak bisa mengelak, sentuhan tangannya, aku merindukannya.
            “Alex...” aku berbalik dan memandangnya.

[NOVEL] Don't Love Me - Prolog

PROLOG

“Aku tidak pernah membenci seseorang” Alexa duduk di tepi kolam renang miliknya. Ia menatap laki-laki tepat dihadapannya, di dalam kolam renangnya. “Aku hanya tidak menyukai” Alexa tidak memandang laki-laki itu, Ia justru menengadah dan menatap langit yang semakin gelap.
            “Aku selalu berusaha mengerti dengan prinsipmu itu, namun pada akhirnya Aku sama sekali tidak mengerti dirimu, sepupu” laki-laki itu langsung meletakan telapak kakinya di dinding kolam renang dan dengan sekali sentakan Ia sudah mendorong tubuhnya untuk berenang menjauhi Alexa.

[CERPEN] Cinta Tak Mengerti Cinta

CERITA INI MERUPAKAN SALAH SATU CERPEN YANG AUTHOR IKUT SERTAKAN DALAM LOMBA TAHUN 2014 DAN MENDAPATKAN JUARA KE-2. CERPEN INI DIDEDIKASIKAN UNTUK HARI AIDS SEDUNIA. 
SEMOGA PARA PEMBACA DAPAT MENGAMBIL PEMBELAJARAN DARI CERPEN INI ^^

Tema : Kehamilan tidak diinginkan
Judul : Cinta tak mengerti Cinta

“kenapa aku?” suara bingung seorang gadis terdengar di sebuah sudut sekolah
            “karena aku maunya kamu, cinta” jawab pria yang berada di hadapannya.
            Cinta Indah Dewi, gadis yang sedang menatap seorang pria yang baru saja mengatakan cinta padanya. Cinta bingung, Ia kira Dhika hanya seperti teman laki-lakinya yang lain, Cinta tidak pernah tahu apa itu perasaan menyukai sesorang yang disebut cinta.
            “tapi...” perkataan Cinta di sela
“di coba dulu yaa Cinta..” Dhika memotong perkataan Cinta dengan menempelkan jari telunjuknya di bbir Cinta. Cinta hanya mengangguk dan senyum bahagiapun tersimpul dari bibir Dhika.
***
“aku anter pulang yuk” Dhika tiba-tiba saja menggandeng tangan Cinta.
“ehh?” Cinta terkejut. Ia tidak pernah bersentuhan dengan seorang pria seperti ini. Ada perasaan yang aneh saat Dhika menyentuhnya, ada sesuatu yang belum pernah Cinta rasakan sebelumnya.

[NOVEL] I Love You Before - Prolog


PROLOG

Aku melihat gadis itu dengan pandangan yang dapat dikatakan ‘aneh’. Gadis itu tersenyum, tertawa dan berlari setiap hari tanpa merasa lelah. Walau aku berusaha untuk tidak memperhatikannya, namun suaranya yang riang benar-benar membuatku menyerah dari pertahananku sendiri untuk tidak menderngar atau bahkan melihat gadis itu.
            “Danny, lo gak makan tuh cake lo? Kalo ngga suka, biar gue makan sini” Toni berteriak, ia adalah salah satu kameramen dalam film ‘love you more’ yang sedang aku bintangi. Ia berlari hendak mengambil cake yang masih utuh di meja sebelah kursi yang aku duduki saat ini.