Senin, 31 Oktober 2016

[CERPEN] Cinta Tak Mengerti Cinta

CERITA INI MERUPAKAN SALAH SATU CERPEN YANG AUTHOR IKUT SERTAKAN DALAM LOMBA TAHUN 2014 DAN MENDAPATKAN JUARA KE-2. CERPEN INI DIDEDIKASIKAN UNTUK HARI AIDS SEDUNIA. 
SEMOGA PARA PEMBACA DAPAT MENGAMBIL PEMBELAJARAN DARI CERPEN INI ^^

Tema : Kehamilan tidak diinginkan
Judul : Cinta tak mengerti Cinta

“kenapa aku?” suara bingung seorang gadis terdengar di sebuah sudut sekolah
            “karena aku maunya kamu, cinta” jawab pria yang berada di hadapannya.
            Cinta Indah Dewi, gadis yang sedang menatap seorang pria yang baru saja mengatakan cinta padanya. Cinta bingung, Ia kira Dhika hanya seperti teman laki-lakinya yang lain, Cinta tidak pernah tahu apa itu perasaan menyukai sesorang yang disebut cinta.
            “tapi...” perkataan Cinta di sela
“di coba dulu yaa Cinta..” Dhika memotong perkataan Cinta dengan menempelkan jari telunjuknya di bbir Cinta. Cinta hanya mengangguk dan senyum bahagiapun tersimpul dari bibir Dhika.
***
“aku anter pulang yuk” Dhika tiba-tiba saja menggandeng tangan Cinta.
“ehh?” Cinta terkejut. Ia tidak pernah bersentuhan dengan seorang pria seperti ini. Ada perasaan yang aneh saat Dhika menyentuhnya, ada sesuatu yang belum pernah Cinta rasakan sebelumnya.

“Ayo Cinta..” Dhika sedikit menarik tangan Cinta.
Ini sudah satu minggu Cinta dan Dhika resmi berpacaran. Baru sekarang Dhika menyentuh tangan Cinta dan sentuhan itu membuat jantung Cinta berpacu sepuluh kali lipat dari biasanya.
“Sudah sampai Cinta...” lagi.. Dhika menyentuh tangan Cinta yang memegang erat jaketnya.
“ohh hehe maaf.. makasih ya Dhika” Cinta perlahan turun dan motor Dhika.
***
Cinta duduk sendiri di taman yang terletak di belakang sekolah. Ia duduk seraya membaca buku matematika miliknya. Maklum, Cinta sudah kelas 12 dan sebentar lagi Ujian Nasional, mau tidak mau Ia harus belajar lebih giat dari sebelumnya agar dapat masuk ke Universitas yang ia inginkan.
Gelap, ada seseorang yang menutup mata Cinta. Ia sama sekali tidak bisa melihat, spontan Cinta menjatuhkan buku matematikanya.
“siapa sih? aku lagi belajar nih” Cinta meraba tangan yang terus saja menutupin matanya. Tangan laki-laki, batin Cinta.
“Aku kayaknya tahu nih ini siapa” ucap Cinta yang otomatis membuat pemilik tangan itu menarik tangannya
“kok kamu curang sih, masa tahu..” Dhika, sudah pasti itu dia. Cinta tersenyum manis pada Dhika, Ia mulai merasakan perasaan itu, perasaan yang sebelumnya belum pernah ia ketahui bahkan belum pernah ia rasakan.
“kamu lagi belajar ya? Ikut aku bentar yuk” tanpa menunggu jawaban Cinta, Dhika langsung memegang pergelangan tangan kiri Cinta dan menariknya.
“Kita mau kemana Dhik? Bentar lagi kan masuk?” tanya Cinta yang ternyata tak mendapatkan jawaban apapun dari Dhika.
Dhika terus menarik Cinta, membawanya kesebuah ruangan yang terletak di belakang sekolah. Cinta bingung, ia menatap Dhika dengan tatapan bertanya. Ada sedikit perasaan takut pada diri Cinta.
“Tenang aja, aku cuma mau kasih ini aja kok ke kamu” Dhika mengeluarkan sesuatu dari saku celana abu-abunya.
“coklat? Kamu bawa aku kesini cuma buat kasih aku ini?” Cinta mengambil coklat yang di sodorkan padanya dan bertanya dengan nada bingung.
“kamu bukannya bilang makasih yaa”
“oh oh iya iya.. makasih yaa” Cinta tersenyum pada Dhika, seolah melupakan kebingungannya tadi.
“udah gitu doang?” tanya Dhika
“emangnya?” Cinta kembali bingung. Ini pertanya kalinya ia pacaran dan Ia sama sekali tidak mengerti tentang isyarat-isyarat dalam sebuah hubungan seperti ini.
“ini looohh” Dhika tiba-tiba memegang bahu Cinta dan menciumnya. Beberapa detik berlalu namun Cinta hanya membelalakan matanya, ia kaget, ia bingung dan ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan? Apa ia harus membalasnya? Atau ia harus marah?
“Dhika, udah bel.. ayo masuk kelas” Cinta mencoba melepaskan diri dari genggaman Dhika di bahunya.
“bentar lagi..” Dhika menyudutkan Cinta.
***
Cinta tidak mengerti, apakah ini cinta? Apakah yang ia rasakan itu cinta? Apakah yang Dhika lakukan padanya selama ini itu cinta? Banyak pertanyaan berkecambuk di dalam hati dan pikiran Cinta.
Perlahan, Cinta selalu mengikuti apa yang dikatakan Dhika. Ia dan Dhika jadi sering ke ruangan di belakang sekolah itu. Ruangan dimana pertama kali Dhika menciumnya, ruangan dimana Cinta mendapatkan ciuman pertamanya. Cinta berpikir, bahwa pacaran mungkin memang seperti ini atau hanya seperti ini, tidak akan lebih.
***
“Cinta, ayo pulang” Dhika mengulurkan tangannya, tentu saja Cinta langsung membalas uluran tangan itu dan segera melangkah ke lapangan parkir sekolah. Ia berjalan bergandengan bersama Dhika sampai mereka tiba di tempat dimana motor Dhika terparkir.
Cinta menaiki motor ninja berwarna merah itu. Ia membenarkan posisi tasnya dan sedikit membungkuk lalu memeluk pinggang Dhika. Cinta sudah terbiasa dengan posisi ini, awalnya Dhika yang menyuruhnya pergangan erat namun lama kelamaan, Cinta merasakan posisi itu cukup nyaman dan ia sudah seperti itu lebih dari sebulan.
“makasih ya Dhika...” ucap Cinta dengan senyum yang bahagia
“aku gak di tawarin mampir dulu...?”
“ahh, ohh ayo deh masuk dulu” karena merasa tidak enak hati, Cinta pun mempersilahkan Dhika untuk masuk.
“mama sama papa kemana Cinta?” tanya Dhika saat ia sudah duduk di ruang tamu.
“hmm saudara di kampung ada yang hajatan jadi mama sama papa pulang kampung dulu deh beberapa hari. Baru tadi pagi berangkat”  Cinta menaruh segelas minuman di hadapan Dhika
“kamar kamu yang mana? Liat dong” Dhika berdiri dan bertindak seolah olah melihat sekitarnya, menerka kamar Cinta.
“itu kamar aku” Cinta menunjuk sebuah pintu dengan lambang hati yang menempel di pintu tersebut
“ini maksudnya cinta gitu?” tanya Dhika dengan senyum jahil dan Cinta pun hanya tersenyum malu.
Dhika memutar knop pintu dan langsung masuk ke kamar Cinta. Ia melihat-lihat sekeliling dan Cinta pun ikut masuk.
Cinta duduk di pinggir tempat tidurnya memperhatikan Dhika yang melihat-lihat isi kamarnya. Perlahan Cinta memperhatikan Dhika berjalan menuju pintu, Cinta pikir Dhika sudah puas melihat kamarnya, namun Cinta salah, Dhika menutup pintu kamar dan menguncinya dari dalam.
“kok di kunci?” Cinta sontak berdiri dan bertanya dengan tatapan menuntut jawaban
“biar gak ada yang liat sama denger dong Cinta” perlahan Dhika mendekati Cinta. Cinta mundur beberapa langkah, perasaannya campur aduk, ia gugup, ia gemetar, ia takut dan ia tidak tahu harus melakukan apa. Perlahan Dhika memegang bahu Cinta dan memiringkan kepalanya, Dhika menciumnya.
Dhika terus mencium Cinta. Cinta terus berusaha untuk bicara dan menolaknya, namun cinta kalah kuat dengan Dhika. Dhika mendorong tubuh Cinta hingga ia terbaring di ranjang dan hal-hal yang seharusnya tidak terjadi itu pun terjadi.
***
Satu bulan lagi Ujian Nasional, Cinta duduk di kursi dan menatap bukunya di meja belajar. Ia ingin membaca dan memahami buku pelajaran itu, namun pikiran Cinta selalu melayang entah kemana. Sudah hampir dua bulan ia tidak datang bulan, ia panik dan khawatir. Ia takut, ia takut akan hal yang tidak pernah ia inginkan sebelumnya.
Perlahan Cinta berjalan menuju sebuah laci di dekat dapur. Ia tahu mama nya selalu menyimpan benda seperti itu disana. Cinta memberanikan diri, ia harus tahu, ia tidak ingin gelisah dan takut seperti ini.
Cinta masuk ke kamar mandi dan ia segera melakukan tes itu. Ia menutup alat itu, ia memejamkan matanya berusaha meyakinkan diri bahwa tak akan terjadi apapun tidak akan.
Perlahan Cinta membuka matanya,
Dan....
Sesuatu yang tak pernah ia inginkan untuk datang secepat ini, Cinta menangis, ia terisak, dadanya sesak dan ia tidak tahu harus bagaimana. Ia baru akan menghadapi Ujian Nasional dan ia hamil?
Aku yang melakukan kesalahan,
Seharusnya aku menolak,
Seharusnya aku berani untuk berkata tidak,
Seharusnya aku tidak membiarkan orang itu masuk ke dalam kamarku
bahkan kedalam kehidupanku
ini akan menjadi sebuah cerita
untuk setiap wanita yang belum mengerti arti cinta
karena ternyata
Cinta tak mengerti Cinta

-cinta-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar