Rabu, 02 November 2016

[NOVEL] Don't Love Me - Bab VI

BAB VI
“Rina..” Alexa menyapa Rina yang sedang sibuk di meja Resepsionist. Tersenyum semanis mungkin yang bisa Alexa lakukan.
            “Lexa.. tidak biasanya kesini sore hari. Aku sudah bersiap-siap untuk pulang. Ada urusan apa? Bertemu Kevin?” Rina membalas senyum Alexa.
            “Ya begitulah. Aku bosan di Resto. Ingin mengganggu sepupuku” Alexa sedikit tertawa dan Rina pun ikut tertawa.

            “Dia belum pulang, ke atas saja” Tanpa menjawab Alexa langsung menunjukan tanda oke dengan tangannya dan secepat kilat menuju lift.
            Alexa bosan di Resto ada suasana yang aneh disana, sepertinya Jo sedang merajuk pada Alexa entah apa alasannya. Alexa tak pernah memarahi Jo, tidak pernah sekali pun. Mood Jo hari ini benar-benar buruk sampai harus mengorbankan mood Alexa yang juga ikut menjadi buruk.
            Alexa keluar lift dan langsung membuka pintu ruang kerja Kevin.
            “Oh My God!!!” Kevin terkejut. Ia sedang berganti baju dan hampir saja jatuh jika Ia tidak berpegangan pada meja kerjanya. “Tak bisa kah kau mengetuk pintu dahulu sebelum masuk sepupuku?? Bagaimana jika tadi aku sedang ganti celana? Kau yang akan menyesal nantinya” Kevin mendekat pada Alexa seraya melepas kemejanya yang memang sudah ia buka semua kancinnya.
            “Tidak akan. Aku pernah melihatmu mandi di halaman rumahku tanpa busana Kevin” Alexa mengecup singkat pipi Kevin. Suatu rutinitas yang selalu mereka lakukan jika bertemu.
            “Itu saaat aku berusia tiga tahun. Kau tahu sekarang sudah tak semulus dulu!!” Kevin memegang kedua pipi Alexa dan mendekatkan ke wajahnya, menatap tajam Alexa lalu mengecup singkat keningnya.
            “Oke oke maaf maaf” Alexa tersenyum nakal saat itu juga Kevin melepaskan tangannya dari pipi Alexa.
            “Ada apa kau kemari? Kau merindukanku?” Kevin berjalan menuju pintu dan mengunci pintu tersebut.
            “Dunno. Aku bosan di Resto. Tidak bisakah kita berjalan-jalan sebentar?” Alexa memandang Kevin yang sudah membuka kaos tipis yang Ia kenakan.
            Sekarang Kevin sudah bertelanjang dada di hadapan Alexa. Tak ada yang canggung karena Alexa sudah melihat setengah badan Kevin itu terlalu sering.
            “ada masalah?” Kevin mendekat, sedikit menunduk untuk menatap Alexa.
            Sebaliknya, Alexa harus sedikit menengadah untuk bisa menatap Kevin yang sudah ada di hadapannya. “Ya.. masalah yang sama” perlahan Alexa memeluk Kevin. Menenggelamkan kepalanya di dada bidang Kevin.
            Kevin membalas pelukan itu dan mengusap lembut rambut Alexa. “Oooh.. baiklah sepupu. Aku akan membawamu berjalan-jalan” Tanpa Alexa menceritakannya, Kevin sudah tahu ini pasti masalah Jo atau Daniel ya keduanya sama saja. Mereka tidak pernah menyadari bahwa ada beberapa sikap mereka yang terus membuat sepupu satu-satunya ini merasa sedih.
            “Kau bau sekali Kevin, berapa hari kau tidak mandi?” Alexa menarik tubuhnya menjauh dari Kevin lalu menutup hidungnya.
            Kevin menyipitkan mata menatap Alexa tajam. “Ya aku sudah satu minggu tidak mandi, sini biar ku peluk kau sampai kau mati karena aroma tubuhku sini-sini” Kevin mengejar Alexa yang sudah berlari kesegala arah menghindari Kevin.
            Berapapun usia Kevin dan Alex saat ini, namun tak akan bisa merubah kedekatan mereka. Mereka hanya bisa saling memiliki dikala orang tua mereka sudah tidak ada. Mereka hanya bisa saling menyayangi, ketika tak ada orang tua yang menyayangi mereka. Dan mereka hanya bisa saling menguatkan disaat tak ada satu orang pun yang menjadi kekuatan mereka.
            Kakek mereka memang masih hidup, namun terlalu egois dan kejam jika mereka harus melibatkan seorang kakek-kakek untuk mendengar keluhan mereka. Terlalu sadis untuk memohon beliau memberikan kekuatan pada mereka. Karena itu, mereka berdua hanya bisa saling memiliki untuk bertahan hidup dan untuk saling membahagiakan.
            “Aku harus mengantar Rina pulang dahulu, setelah itu kita pergi” Kevin mengenakan kaos dalam yang baru lalu mengenakan kemeja yang berbeda.
            Alexa mengangguk mengiyakan.
            Alexa dan Kevin menuju lobi bersama, Rina sudah menunggu disana. Rina sudah berganti pakaian dengan jelana jeans dan t-shirt merah. Rambutnya pun sudah di ikat satu ke belakang.
            “Mari kita pulang” Kevin merangkul Rina.
            Mobil Kevin sudah tersedia dia depan lobi. Dengan cekatan kevin membukakan pintu untuk Rina lalu membukakan pintu belakang untuk Alexa. Kevin memang laki-laki yang melayani wanita-wanita terdekatnya dengan sangat baik, terutama Rina dan Alexa tentunya.
            Rina tak perlu bertanya pada Kevin mengapa Alexa ikut, ini sudah terjadi beberapa kali dan Rina sudah tahu alasannya. Jadi mereka hanya mengobrol seperti biasa, tidak ada pertanyaan yang menyangkut Alexa.
            Sekitar lima belas menit Rina sudah sampai di rumahnya. Kevin membukakan pintu untuk Rina. “Istirahatlah...” Kevin mengecup singkat pipi Rina.
            Alexa keluar dari pintu belakang dan mendekat pada Rina dan Kevin. “Sampai bertemu lain waktu Rina” Alexa memeluk Rina singkat.
            Rina mengangguk dan langsung berjalan memasuki gerbang rumahnya. Sebelum membuka pintu, Rina melambai pada Kevin. Dalam hitungan detik, Rina sudah berada di dalam rumahnya.
            Kevin membukakan pintu depan untuk Alexa. “Silahkan sepupuku” ucapnya
            “Terimakasih sepupu”
***
            “Wow, kekasihmu pergi bersama wanita lain” Nathan muncul tiba-tiba di hadapan Rina dan membuat gadis itu terkejut.
            “Kau menganggetkanku saja!” Rina melempar tas ke sofa. “Dia bukan wanita lain, dia sepupunya, Nathan!”
            “Mereka sepupu tapi sangat dekat, kau tidak cemburu?” Nathan duduk di samping Rina
            “Tentu saja tidak. Mereka tumbuh bersama dan aku tahu alasannya mengapa mereka begitu dekat” Rina menyalakan televisi dan menyandarkan kepalanya di bahu kakak keduanya tersebut.
            “Mengapa?” tanya Nathan
            “apa?” Rina sedikit menoleh melihat Nathan lalu kembali fokus pada remote televisi yang sudah Ia tekan beberapa kali.
            “Mengapa mereka begitu dekat?” Nathan melihat ke arah televisi.
            “Oh Tuhan Nathan! Jadi benar yang dikatakan Kevin kalau kau menyukai Alexa? Kau juga sedang mewawancarai aku saat ini?” Rina menegakan tubuhnya lalu memutar menghadap Nathan.
            “Tidak! Aku hanya bertanya, dan kau tidak perlu sampai sehisteris itu. Kakek bisa bangun nanti” Nathan membekap mulut Rina. Adiknya itu mengangguk-angguk dan memberi tanda oke dengan tangan kanannya.
            “ oke oke. Kalau memang kau mengelak. Aku bisa apa” Rina mengangkat bahunya lalu kembali menyandarkan kepala di bahu Nathan.
            “Jadi, mengapa mereka begitu dekat?” Nathan kembali bertanya. Rina sempat tersenyum dan menggeleng mendengar pertanyaan Nathan.
            “Mengapa kau menggeleng?” Nathan menggerakan bahu kanannya
            “Tidak tidak, ini loh tidak ada acara yang seru”
            “So?” Nathan masih menagih jawaban dari pertanyaannya.
            Rina kembali fokus pada  televisi, “Begini, Alexa dan Kevin itu besar bersama walau sempat berpisah karena Alexa ke luar negeri namun hubungan mereka tetap erat. Mereka berdua sudah tak memiliki orang tua kecuali kakek mereka satu-satunya. Bagi Kevin, Alexa adalah satu-satunya yang Ia miliki sebagai keluarga yang bisa menemaninya sejak kedua orang tuanya meninggal begitu juga dengan Alexa. Jadi, kedekatan mereka itu tidak bisa dibandingkan dengan kita Nat, Kita masih memiliki orang tua sedang mereka tidak. Jadi, mereka menggantungkan diri satu sama lain”
            “mereka masih memiliki kakek mereka. Jahat sekali mereka tidak menganggapnya” komentar Nathan seraya merebut remote dari tangan Rina.
            “Tidak. Justru karena mereka tidak ingin menjadi jahat. Bagaimana bisa mereka bergantung bersama kakek-kekek yang sudah terlalu tua untuk mengurusi mereka? Mereka hanya ingin kakek mereka bahagia tanpa memikirkan keadaan mereka berdua.” Rina kembali merebut remote dari kakaknya.
            Nathan melamun, memikirkan perkataan adik wanitanya. Kehidupan Alexa sangat menarik. Gadis itu hanya memiliki seorang kakek dan seorang sepupu namun Ia bisa menyembunyikan penyakitnya sampai saat ini.
            Tiba-tiba suara ponsel Nathan berdering.
            “Awas!” Nathan berdiri membuat Rina langsung berubah posisi menjadi tiduran di sofa.
            “Hallo..”
            “Kau bilang kau akan menelponku” suara Mia. Nathan tiba-tiba saja pusing mendengar suara wanita diseberang telepon.
            “Maaf aku sedang mengobrol dengan Rina ..” Nathan berjalan menuju kamarnya dan menutup pintu.
            “Ohhh, jadi kapan kita bisa bertemu?” Mia selalu to the point. Nathan tidak tahu itu sifat yang baik atau buruk namun yang jelas, Nathan benar-benar ingin terhindar dari wanita bernama Mia ini.  “Nathan? Cepatlah. Dua minggu lagi aku harus kembali ke Paris”
            “Oke oke.. besok malam saja di cafe yang tadi. Oke?” Nathan memijat pelipis matanya, Ia sudah tidak tahan menghadapi wanita ini.
            “hmm oke call!” detik itu juga Nathan mematikan ponselnya.
            “Mia?” Rina sedikit mendongak menatap kakaknya yang sudah berdiri di sampingnya lalu duduk.
            “Begitulah...” Nathan kembali menyandarkan punggungnya ke sofa
            “Gadis itu tergila-gila padamu Nathan. Mengapa kau tak menjadikannya kekasihmu? Ya walaupun aku sedikit tidak suka dengan tingkahnya” Rina ikut menyandarkan punggungnya ke sofa lalu menyandarkan kepalanya di bahu Nathan.
            Nathan diam, Ia hanya menatap lurus ke arah televisi. Suara Rina hanya masuk beberapa kata ke otaknya, dirinya sedang fokus dengan pertanyaan-pertanyaan tentang Alexa. Gadis itu benar-benar membuat hidup Nathan tidak tenang dan membuat Nathan tidak fokus dengan apapun ya apapun termasuk Rina yang sudah mendengus kesal karena kakak laki-lakinya initak mendengarkannya.
***
            Kevin mengajak Alexa ke puncak, jaraknya memang cukup jauh namun Kevin tahu bahwa hanya suasana pegunungan dan pantai yang bisa membuat Alexa lebih tenang. Perjalanan menuju puncak memerlukan waktu beberapa jam, tepat di puncak Kevin keluar mobil dan membukakan pintu mobil untuk Alexa.
            “Pakai jaketku” Kevin membuka jaketnya lalu menyampirkannya di tubuh Alexa.
            “Kamu?” Kevin membuka pintu belakang lalu mengeluarkan jas kerjanya.
            Mereka berdua menaiki tangga tempat dimana mereka bisa melihat pemandangan puncak yang sangat sejuk atau tepatnya dingin di malam hari seperti ini. Di seberang jalan terdapat perkebunan teh yang luas yang sering didatangi para pengunjung untuk bersantai atau bahkan berfoto. Di tempat Kevin dan Alexa berdiri sekarang adalah sebuah bangunan yang di khususkan untuk pengunjung yang ingin melihat pemandangan perkebunan di bawah atau biasanya menjadi spot untuk para fotografer mencari objeknya.
            Alexa berdiri di tepi tebing itu seraya menggenggam pagar pembatas. “Aku harus bagaimana Vin? Aku bahkan tidak bisa menjauhi mereka berdua” tatapan Alexa lurus menghadap jalanan menurun yang disekelilingnya perkebunan dan rumah warga.
            “Seperti yang aku bilang dari dulu Lexa, kamu harus membuka hati pada mereka. Mereka mungkin merasa lelah sekarang, jadi sikap mereka seperti itu lagi” Kevin menghadap ke arah Alexa
            “Kau tahu komitmenku untuk tidak berhubungan dengan laki-laki, aku tidak menyukai itu. Mengapa mereka harus membuatku semakin hari semakin bersalah? Melihat mereka tetap memperhatikanku saja itu sudah membuatku sedih. Dan sekarang Jo harus bersikap dingin padaku, ini membuatku seperti orang jahat Vin” Alexa menghadap ke Kevin yang sudah menatapnya.
            “Hei sepupu.. jangan terlalu dipikirkan. Mereka sudah tahu komitmenmu, harusnya mereka juga tahu risiko dari sikap mereka sama kamu. Sepupuku, kalau ada yang menyakiti kamu. Aku adalah orang pertama yang menghajar mereka. So, jangan bersedih ya cantik” Kevin menarik tubuh Alexa untuk mendekat padanya lalu tanpa izin Alexa, Kevin sudah memeluk gadis itu.
            Alexa menyandarkan tubuhnya pada Kevin, Ia selalu nyaman jika sudah berada dalam pelukan Kevin. Selalu dan tak akan pernah berubah.

1 komentar:


  1. Hanya di ICG88.COM dimana kamu bisa mainkan berbagai permainan di HKB Gaming,IDNPLAY, dan Gudang Poker! tentunya dengan inovasi terbaik.gabung dan buktikan sendiri promo dan bonusnya :

    Bonus New Member 20%
    * Min Deposit IDR 50.000,-
    * Max Bonus IDR 300.000,-
    * TurnOver 4X TO Termasuk Modal Dan Bonus
    * Bonus Di Berikan Di Depan
    * Jika Tidak Mencapai Ketentuan Bonus Maka Bonus Akan Di Tarik Melalui Nominal Withdraw

    Bonus Deposit Kedua & Selanjutnya 5%
    * Min Deposit IDR 50.000,-
    * Max Bonus IDR 100.000,-
    * TurnOver 5X TO Termasuk Modal Dan Bonus
    * Bonus Diberikan Di Depan

    Tunggu apa lagi,gabung dan dapatkan bonus serta jackpotnya!

    hubungi kami di :
    BBM : e3a9c049
    LINE: icg88poker
    Whattsapp : 081360618788

    BalasHapus