Senin, 31 Oktober 2016

[NOVEL] I Love You Before - Prolog


PROLOG

Aku melihat gadis itu dengan pandangan yang dapat dikatakan ‘aneh’. Gadis itu tersenyum, tertawa dan berlari setiap hari tanpa merasa lelah. Walau aku berusaha untuk tidak memperhatikannya, namun suaranya yang riang benar-benar membuatku menyerah dari pertahananku sendiri untuk tidak menderngar atau bahkan melihat gadis itu.
            “Danny, lo gak makan tuh cake lo? Kalo ngga suka, biar gue makan sini” Toni berteriak, ia adalah salah satu kameramen dalam film ‘love you more’ yang sedang aku bintangi. Ia berlari hendak mengambil cake yang masih utuh di meja sebelah kursi yang aku duduki saat ini.

            “Jangan!!” Suara ceria yang tadi sempat tidak aku dengar beberapa saat, tiba-tiba sudah sangat dekat dengannya dan mengambil cake-nya, aku memandangnya dengan tatapan bertanya.
            “Ini untuk Danny, om kan udah aku kasih tadi” Gadis itu menyembunyikan cake-nya dibelakang punggungnya. Sambil melihat Toni yang terlihat kecewa, gadis yang memiliki energi seperti kelinci untuk berlari dan suara seperti burung nuri yang tidak berhenti bernyanyi itu duduk disebelahku dan menyendokan cake yang sudah ia taruh lagi di meja.
            “Danny, aaaaaa” ia mengarahkan sendok berisi potongan cake itu ke arah mulutku dengan tersenyum manis, sangat manis, bahkan aku bisa saja lupa diri dengan membuka mulut kalau saja Aku tidak melihat Beni berdiri agak jauh di belakang gadis berenergi ekstra ini.
            “Gue bisa makan sendiri! Balik ketempat lo sana!” Aku mengambil paksa sendok yang gadis itu pegang dan sedikit membentaknya agar menjauh dari hadapaku. Semakin aku melihat gadis itu ada di dekatnya, semakin aku ingin memarahi gadis itu karena bibirnya yang tak berhenti bercerita.
            Ia hanya tersenyum dan berjalan riang ke arah Beni, aku memandang punggungnya yang semakin lama semakin menjauh dariku. Seharusnya aku membiarkannya tetap berada disisiku, “yak! Apa yang gue pikirin sih Danny Alamsyah!” aku mengutuk diriku sendiri yang sempat berpikir gadis itu tetap berada disisiku saat ini.
            Kiran Amora Alexansandra, gadis yang satu minggu ini selalu aku dengar suaranya, selalu aku lihat senyumnya. Entah apa yang aku pikirkan sebenarnya, aku tidak menyukainya sejak pertama dipertemukan dengannya, sejak aku tahu bahwa ia membenci orang yang sangat aku cintai, Sherly Wijaya.
            Ia membenci Sherly ku, berarti ia adalah orang yang seharusnya tidak aku dekati. Walau aku tidak tahu apa hubungan dia dan Sherly dan apa Sherly juga membencinya. Aku hanya tahu bahwa, Kiran membenci Sherly ku.
            Walau aku terus menghindar dari Kiran, gadis itu tetap mendekat dan tetap tersenyum padaku walau aku membentak atau bahkan mengusirnya. Hanya aku satu-satunya orang yang berani membentak Kiran, tak ada satu pun yang tega membuatnya terkejut atau bahkan menangis dengan bentakan, bahkan sutradara pun selalu berhati-hati dengannya.
            Ini sangat tidak adil bukan? Kiran membenci Sherly, padahal Kiran yang lebih banyak mendapat perhatian dan kasih sayang dibandingkan dengan Sherly ku. Jika kebencian itu karena rasa iri, bukankah seharusnya Sherly yang membenci Kiran?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar