BAB VI
“Rina..” Alexa menyapa Rina yang
sedang sibuk di meja Resepsionist. Tersenyum semanis mungkin yang bisa Alexa
lakukan.
“Lexa..
tidak biasanya kesini sore hari. Aku sudah bersiap-siap untuk pulang. Ada
urusan apa? Bertemu Kevin?” Rina membalas senyum Alexa.
“Ya
begitulah. Aku bosan di Resto. Ingin mengganggu sepupuku” Alexa sedikit tertawa
dan Rina pun ikut tertawa.
“Dia
belum pulang, ke atas saja” Tanpa menjawab Alexa langsung menunjukan tanda oke
dengan tangannya dan secepat kilat menuju lift.
Alexa
bosan di Resto ada suasana yang aneh disana, sepertinya Jo sedang merajuk pada
Alexa entah apa alasannya. Alexa tak pernah memarahi Jo, tidak pernah sekali
pun. Mood Jo hari ini benar-benar buruk sampai harus mengorbankan mood Alexa
yang juga ikut menjadi buruk.
Alexa
keluar lift dan langsung membuka pintu ruang kerja Kevin.
“Oh
My God!!!” Kevin terkejut. Ia sedang berganti baju dan hampir saja jatuh jika
Ia tidak berpegangan pada meja kerjanya. “Tak bisa kah kau mengetuk pintu
dahulu sebelum masuk sepupuku?? Bagaimana jika tadi aku sedang ganti celana?
Kau yang akan menyesal nantinya” Kevin mendekat pada Alexa seraya melepas
kemejanya yang memang sudah ia buka semua kancinnya.
“Tidak
akan. Aku pernah melihatmu mandi di halaman rumahku tanpa busana Kevin” Alexa
mengecup singkat pipi Kevin. Suatu rutinitas yang selalu mereka lakukan jika
bertemu.
“Itu
saaat aku berusia tiga tahun. Kau tahu sekarang sudah tak semulus dulu!!” Kevin
memegang kedua pipi Alexa dan mendekatkan ke wajahnya, menatap tajam Alexa lalu
mengecup singkat keningnya.
“Oke
oke maaf maaf” Alexa tersenyum nakal saat itu juga Kevin melepaskan tangannya
dari pipi Alexa.
“Ada
apa kau kemari? Kau merindukanku?” Kevin berjalan menuju pintu dan mengunci
pintu tersebut.
“Dunno.
Aku bosan di Resto. Tidak bisakah kita berjalan-jalan sebentar?” Alexa
memandang Kevin yang sudah membuka kaos tipis yang Ia kenakan.
Sekarang
Kevin sudah bertelanjang dada di hadapan Alexa. Tak ada yang canggung karena
Alexa sudah melihat setengah badan Kevin itu terlalu sering.
“ada
masalah?” Kevin mendekat, sedikit menunduk untuk menatap Alexa.
Sebaliknya,
Alexa harus sedikit menengadah untuk bisa menatap Kevin yang sudah ada di
hadapannya. “Ya.. masalah yang sama” perlahan Alexa memeluk Kevin.
Menenggelamkan kepalanya di dada bidang Kevin.
Kevin
membalas pelukan itu dan mengusap lembut rambut Alexa. “Oooh.. baiklah sepupu.
Aku akan membawamu berjalan-jalan” Tanpa Alexa menceritakannya, Kevin sudah
tahu ini pasti masalah Jo atau Daniel ya keduanya sama saja. Mereka tidak
pernah menyadari bahwa ada beberapa sikap mereka yang terus membuat sepupu
satu-satunya ini merasa sedih.
“Kau
bau sekali Kevin, berapa hari kau tidak mandi?” Alexa menarik tubuhnya menjauh
dari Kevin lalu menutup hidungnya.
Kevin
menyipitkan mata menatap Alexa tajam. “Ya aku sudah satu minggu tidak mandi,
sini biar ku peluk kau sampai kau mati karena aroma tubuhku sini-sini” Kevin
mengejar Alexa yang sudah berlari kesegala arah menghindari Kevin.
Berapapun
usia Kevin dan Alex saat ini, namun tak akan bisa merubah kedekatan mereka.
Mereka hanya bisa saling memiliki dikala orang tua mereka sudah tidak ada.
Mereka hanya bisa saling menyayangi, ketika tak ada orang tua yang menyayangi
mereka. Dan mereka hanya bisa saling menguatkan disaat tak ada satu orang pun
yang menjadi kekuatan mereka.
Kakek
mereka memang masih hidup, namun terlalu egois dan kejam jika mereka harus
melibatkan seorang kakek-kakek untuk mendengar keluhan mereka. Terlalu sadis
untuk memohon beliau memberikan kekuatan pada mereka. Karena itu, mereka berdua
hanya bisa saling memiliki untuk bertahan hidup dan untuk saling membahagiakan.
“Aku
harus mengantar Rina pulang dahulu, setelah itu kita pergi” Kevin mengenakan
kaos dalam yang baru lalu mengenakan kemeja yang berbeda.
Alexa
mengangguk mengiyakan.
Alexa
dan Kevin menuju lobi bersama, Rina sudah menunggu disana. Rina sudah berganti
pakaian dengan jelana jeans dan t-shirt merah. Rambutnya pun sudah di ikat satu
ke belakang.
“Mari
kita pulang” Kevin merangkul Rina.
Mobil
Kevin sudah tersedia dia depan lobi. Dengan cekatan kevin membukakan pintu
untuk Rina lalu membukakan pintu belakang untuk Alexa. Kevin memang laki-laki
yang melayani wanita-wanita terdekatnya dengan sangat baik, terutama Rina dan
Alexa tentunya.
Rina
tak perlu bertanya pada Kevin mengapa Alexa ikut, ini sudah terjadi beberapa
kali dan Rina sudah tahu alasannya. Jadi mereka hanya mengobrol seperti biasa,
tidak ada pertanyaan yang menyangkut Alexa.
Sekitar
lima belas menit Rina sudah sampai di rumahnya. Kevin membukakan pintu untuk
Rina. “Istirahatlah...” Kevin mengecup singkat pipi Rina.
Alexa
keluar dari pintu belakang dan mendekat pada Rina dan Kevin. “Sampai bertemu
lain waktu Rina” Alexa memeluk Rina singkat.
Rina
mengangguk dan langsung berjalan memasuki gerbang rumahnya. Sebelum membuka
pintu, Rina melambai pada Kevin. Dalam hitungan detik, Rina sudah berada di
dalam rumahnya.
Kevin
membukakan pintu depan untuk Alexa. “Silahkan sepupuku” ucapnya
“Terimakasih
sepupu”
***
“Wow,
kekasihmu pergi bersama wanita lain” Nathan muncul tiba-tiba di hadapan Rina
dan membuat gadis itu terkejut.
“Kau
menganggetkanku saja!” Rina melempar tas ke sofa. “Dia bukan wanita lain, dia
sepupunya, Nathan!”
“Mereka
sepupu tapi sangat dekat, kau tidak cemburu?” Nathan duduk di samping Rina
“Tentu
saja tidak. Mereka tumbuh bersama dan aku tahu alasannya mengapa mereka begitu
dekat” Rina menyalakan televisi dan menyandarkan kepalanya di bahu kakak
keduanya tersebut.
“Mengapa?”
tanya Nathan
“apa?”
Rina sedikit menoleh melihat Nathan lalu kembali fokus pada remote televisi
yang sudah Ia tekan beberapa kali.
“Mengapa
mereka begitu dekat?” Nathan melihat ke arah televisi.
“Oh
Tuhan Nathan! Jadi benar yang dikatakan Kevin kalau kau menyukai Alexa? Kau
juga sedang mewawancarai aku saat ini?” Rina menegakan tubuhnya lalu memutar
menghadap Nathan.
“Tidak!
Aku hanya bertanya, dan kau tidak perlu sampai sehisteris itu. Kakek bisa
bangun nanti” Nathan membekap mulut Rina. Adiknya itu mengangguk-angguk dan
memberi tanda oke dengan tangan kanannya.
“
oke oke. Kalau memang kau mengelak. Aku bisa apa” Rina mengangkat bahunya lalu
kembali menyandarkan kepala di bahu Nathan.
“Jadi,
mengapa mereka begitu dekat?” Nathan kembali bertanya. Rina sempat tersenyum
dan menggeleng mendengar pertanyaan Nathan.
“Mengapa
kau menggeleng?” Nathan menggerakan bahu kanannya
“Tidak
tidak, ini loh tidak ada acara yang seru”
“So?”
Nathan masih menagih jawaban dari pertanyaannya.
Rina
kembali fokus pada televisi, “Begini,
Alexa dan Kevin itu besar bersama walau sempat berpisah karena Alexa ke luar
negeri namun hubungan mereka tetap erat. Mereka berdua sudah tak memiliki orang
tua kecuali kakek mereka satu-satunya. Bagi Kevin, Alexa adalah satu-satunya
yang Ia miliki sebagai keluarga yang bisa menemaninya sejak kedua orang tuanya
meninggal begitu juga dengan Alexa. Jadi, kedekatan mereka itu tidak bisa
dibandingkan dengan kita Nat, Kita masih memiliki orang tua sedang mereka
tidak. Jadi, mereka menggantungkan diri satu sama lain”
“mereka
masih memiliki kakek mereka. Jahat sekali mereka tidak menganggapnya” komentar
Nathan seraya merebut remote dari tangan Rina.
“Tidak.
Justru karena mereka tidak ingin menjadi jahat. Bagaimana bisa mereka
bergantung bersama kakek-kekek yang sudah terlalu tua untuk mengurusi mereka?
Mereka hanya ingin kakek mereka bahagia tanpa memikirkan keadaan mereka
berdua.” Rina kembali merebut remote dari kakaknya.
Nathan
melamun, memikirkan perkataan adik wanitanya. Kehidupan Alexa sangat menarik.
Gadis itu hanya memiliki seorang kakek dan seorang sepupu namun Ia bisa
menyembunyikan penyakitnya sampai saat ini.
Tiba-tiba
suara ponsel Nathan berdering.
“Awas!”
Nathan berdiri membuat Rina langsung berubah posisi menjadi tiduran di sofa.
“Hallo..”
“Kau
bilang kau akan menelponku” suara Mia. Nathan tiba-tiba saja pusing mendengar
suara wanita diseberang telepon.
“Maaf
aku sedang mengobrol dengan Rina ..” Nathan berjalan menuju kamarnya dan
menutup pintu.
“Ohhh,
jadi kapan kita bisa bertemu?” Mia selalu to the point. Nathan tidak tahu itu
sifat yang baik atau buruk namun yang jelas, Nathan benar-benar ingin terhindar
dari wanita bernama Mia ini. “Nathan?
Cepatlah. Dua minggu lagi aku harus kembali ke Paris”
“Oke
oke.. besok malam saja di cafe yang tadi. Oke?” Nathan memijat pelipis matanya,
Ia sudah tidak tahan menghadapi wanita ini.
“hmm
oke call!” detik itu juga Nathan mematikan ponselnya.
“Mia?”
Rina sedikit mendongak menatap kakaknya yang sudah berdiri di sampingnya lalu
duduk.
“Begitulah...”
Nathan kembali menyandarkan punggungnya ke sofa
“Gadis
itu tergila-gila padamu Nathan. Mengapa kau tak menjadikannya kekasihmu? Ya
walaupun aku sedikit tidak suka dengan tingkahnya” Rina ikut menyandarkan
punggungnya ke sofa lalu menyandarkan kepalanya di bahu Nathan.
Nathan
diam, Ia hanya menatap lurus ke arah televisi. Suara Rina hanya masuk beberapa
kata ke otaknya, dirinya sedang fokus dengan pertanyaan-pertanyaan tentang
Alexa. Gadis itu benar-benar membuat hidup Nathan tidak tenang dan membuat
Nathan tidak fokus dengan apapun ya apapun termasuk Rina yang sudah mendengus
kesal karena kakak laki-lakinya initak mendengarkannya.
***
Kevin
mengajak Alexa ke puncak, jaraknya memang cukup jauh namun Kevin tahu bahwa
hanya suasana pegunungan dan pantai yang bisa membuat Alexa lebih tenang.
Perjalanan menuju puncak memerlukan waktu beberapa jam, tepat di puncak Kevin
keluar mobil dan membukakan pintu mobil untuk Alexa.
“Pakai
jaketku” Kevin membuka jaketnya lalu menyampirkannya di tubuh Alexa.
“Kamu?”
Kevin membuka pintu belakang lalu mengeluarkan jas kerjanya.
Mereka
berdua menaiki tangga tempat dimana mereka bisa melihat pemandangan puncak yang
sangat sejuk atau tepatnya dingin di malam hari seperti ini. Di seberang jalan
terdapat perkebunan teh yang luas yang sering didatangi para pengunjung untuk
bersantai atau bahkan berfoto. Di tempat Kevin dan Alexa berdiri sekarang
adalah sebuah bangunan yang di khususkan untuk pengunjung yang ingin melihat
pemandangan perkebunan di bawah atau biasanya menjadi spot untuk para
fotografer mencari objeknya.
Alexa
berdiri di tepi tebing itu seraya menggenggam pagar pembatas. “Aku harus
bagaimana Vin? Aku bahkan tidak bisa menjauhi mereka berdua” tatapan Alexa
lurus menghadap jalanan menurun yang disekelilingnya perkebunan dan rumah
warga.
“Seperti
yang aku bilang dari dulu Lexa, kamu harus membuka hati pada mereka. Mereka
mungkin merasa lelah sekarang, jadi sikap mereka seperti itu lagi” Kevin
menghadap ke arah Alexa
“Kau
tahu komitmenku untuk tidak berhubungan dengan laki-laki, aku tidak menyukai
itu. Mengapa mereka harus membuatku semakin hari semakin bersalah? Melihat
mereka tetap memperhatikanku saja itu sudah membuatku sedih. Dan sekarang Jo
harus bersikap dingin padaku, ini membuatku seperti orang jahat Vin” Alexa
menghadap ke Kevin yang sudah menatapnya.
“Hei
sepupu.. jangan terlalu dipikirkan. Mereka sudah tahu komitmenmu, harusnya
mereka juga tahu risiko dari sikap mereka sama kamu. Sepupuku, kalau ada yang
menyakiti kamu. Aku adalah orang pertama yang menghajar mereka. So, jangan
bersedih ya cantik” Kevin menarik tubuh Alexa untuk mendekat padanya lalu tanpa
izin Alexa, Kevin sudah memeluk gadis itu.
Alexa menyandarkan tubuhnya pada Kevin, Ia selalu nyaman
jika sudah berada dalam pelukan Kevin. Selalu dan tak akan pernah berubah.

BalasHapusHanya di ICG88.COM dimana kamu bisa mainkan berbagai permainan di HKB Gaming,IDNPLAY, dan Gudang Poker! tentunya dengan inovasi terbaik.gabung dan buktikan sendiri promo dan bonusnya :
Bonus New Member 20%
* Min Deposit IDR 50.000,-
* Max Bonus IDR 300.000,-
* TurnOver 4X TO Termasuk Modal Dan Bonus
* Bonus Di Berikan Di Depan
* Jika Tidak Mencapai Ketentuan Bonus Maka Bonus Akan Di Tarik Melalui Nominal Withdraw
Bonus Deposit Kedua & Selanjutnya 5%
* Min Deposit IDR 50.000,-
* Max Bonus IDR 100.000,-
* TurnOver 5X TO Termasuk Modal Dan Bonus
* Bonus Diberikan Di Depan
Tunggu apa lagi,gabung dan dapatkan bonus serta jackpotnya!
hubungi kami di :
BBM : e3a9c049
LINE: icg88poker
Whattsapp : 081360618788