Rabu, 02 November 2016

[NOVEL] Don't Love Me - Bab II

BAB II
            “Aku sudah tampankan? Jas ini cocok sekali untukku, aku terlihat sepuluh tahun lebih muda” tuan Wijaya, Kakek dari Kevin dan Alexa tengah memandang dirinya di spion mobil milik Kevin.
            “Ya kakek, kau sangat tampan. Jadi, bisakah kau segera masuk. Aku yakin Rina dan keluarganya sudah menunggu” Kevin membukakan pintu mobil untuk kakeknya, dengan sedikit menggerutu namun kakeknya tetap menurutin perkataan Kevin dan segera masuk dan menggunakan sabuk pengaman.

            Kevin tahu bahwa kakeknya sangat menyayanginya, teramat sangat sampai beliau harus terus ikut campur dalam kehidupan pribadi Kevin. Awalnya, Kakeknya meragukan Rina namun saat kakeknya tahu Rina adalah cucu dari teman lamanya Ia berubah drastis dan sangat menyetujui hubungan mereka. Kakek Kevin memang selalu ikut campur dengan kehidupan Kevin, namun itu karena kakeknya sangat menyayangi Kevin dan ingin cucunya itu selalu bahagia. Kevin tahu tentang itu, sangat tahu.
            Setibanya di rumah keluarga Rina, kakek Kevin segera menekan bel seraya merapihkan jas yang ia gunakan. Kakek selalu lebih bersemangat dari pada aku, Kevin tahu itu. Kevin sudah sering mengajak makan malam kakeknya bersama Rina, namun kali ini keluarga Rina hadir semua, kedua kakaknya turut hadir. Kakek Rina seumuran dengan Kakek Kevin, Ayahnya juga seumuran dengan Ayah Kevin jika beliau masih hidup. Ibu Rina sudah meninggal sekitar lima tahun yang lalu akibat kecelakaan di jalan tol.
            “Kakek sudah datang, mari masuk” Rina tersenyum pada tuan Wijaya dan beralih memandang Kevin dan mencium pipi nya singkat. “Aku tidak tahu bahwa kau terlihat lebih tampan hari ini, kau menggunakan produk kecantikan apa?” Kakek Kevin sudah berjalan masuk namun Kevin masih berdiri di luar berhadapan dengan Rina.
            “Kau mau tahu rahasianya?” Rina mengangguk, “Karena kau selalu berada di sisiku” Kevin mencium pipi Rina singkat lalu menggandengnya masuk.
            “Sepertinya kau tergila-gila pada adikku Kevin, segeralah duduk sebelum aku melemparkan sayur sop panas kepadamu” laki-laki berambut cokelat dengan warna mata yang sama mencibir ke arah Kevin. Nathan Pratama, kakak kedua Rina, kakak yang paling protektif terhadap Rina.
            “Haha, kau terlalu kejam Nathan, kita bisa bermain dengannya setelah makan nanti” Benny pratama. Kakak pertama Rina, sama protektif namun ia sudah menikah saat ini dengan kasandra aditya, wanita yang duduk disebelahnya.
            Jantung Kevin beredebar lebih cepat, selalu seperti ini jika bertemu Benny dan Nathan. Mereka berdua manusia, namun seperti monster bagi Kevin. Awal bertemu, mereka menanyakan banyak hal termasuk bagaimana ia bisa menjadi pemilik dari Royal Hotel. Kevin menjawab dengan santai bahwa Ia salah satu cucu pendirinya. Namun, jika kebanyakan orang akan kagum yang berarti Kevin adalah anak seorang yang kaya raya, berbeda dengan Benny dan Nathan yang justru mencibir dan berkomentar pedas.
            “Sudahlah, kenalkan dulu. Dia kakek Kevin, dan kakek dia kakak pertamaku Benny dan Kakak keduaku Nathan disampingnya istri Benny kek, kasandra” Rina memperkanalkan Benny , Nathan dan Kasandra secara bergantian. Mereka bertiga juga menjabat tangan Tuan Wijaya bergantian.
            “Kau sangat tampan, apa kau sudah memiliki seorang kekasih?” tanya kakek Kevin. Tuan Wijaya memang sangat terkenal dengan sifatnya yang frontal dan terus terang.
            “Kakek, tidak sekarang” Kevin memandang kakeknya penuh harap.
            “Haha, dia belum memiliki kekasih kek.” Ucap Rina seraya memincingkan mata ke arah Nathan. Nathan pemuda yang tampan dan pintar. Ia seorang Dokter disalah satu rumah sakit swasta di Jakarta.
            “Wah kebetulan aku memiliki seorang cucu yang sangat cantik dan...” sebelum Kakek Kevin melanjutkan perkataannya, Kevin sudah menyela.
            “Oke kakek, kau baru mengenalnya. Tidak semua orang suka dengan leluconmu Kek” Kevin memandang kakeknya.
            “aku tidak sedang membuat lelucon, Nathan pasti menyukai sepupumu” Kakek memang tidak pernah mau kalah. Kevin menggelengkan kepalanya.
            “Baiklah, bicarakan ini lagi nanti. Karena aku yakin sepupuku tidak akan menyukai ide gila mu kek” Kevin langsung merapihkan pakaian kakeknya dan meletakan serbet di pangkuannya. 
            Nathan sangat kaget saat mendengar percakapan Kevin dan Kakeknya. Ia memang orang yang sinis apalagi menyangkut Rina, namun jika berurusan dengan kakek-kakek tua dia tidak tahu harus bagaimana.
            Selesai makan, Nathan kembali ke rumah sakit karena harus mengecek pasiennya yang baru saja selesai di operasi. Seharusnya Ia menjaga pasiennya, namun karena Rina merengek Ia tak bisa berbuat apapun kecuali menurutinya. Baginya, perkataan Rina adalah perintah yang wajib di turuti.
            Nathan berjalan menuju ruang pasca operasi. Sudah sepi, mungkin memang karena sudah larut dan penjenguk sudah pulang semua. Namun, Nathan melihat seseorang keluar dari ruangan Dr.Lee. Wanita itu menggunakan rok mini berwarna putih dan jaket tebal berwarna cokelat. Rambutnya di ikat, terlihat jelas wajah wanita itu. Cantik. Nathan sering melihatnya memasuki ruang Dr.Lee, mungkin karena Ia adalah pasiennya.
            Wanita itu mendekat ke arah Nathan, saat berpapasan Nathan bisa mencium aroma parfum wanita tersebut, sesaat dada Nathan terasa sesak. Oh Tuhan.... Nathan menoleh kebelakang, memperhatikan wanita itu keluar dari rumah sakit.
            Nathan memasuki ruangan Dr. Lee. Ia langsung duduk tanpa meminta persetujuan, “Kau lembur hari ini?” tanya Nathan seraya menatap Dr.Lee yang tengah sibuk membaca sesuatu.
            “Kau bisa lihat sendiri, jadwal operasi hari ini sangat padat dan kau bahkan menghilang entah kemana.” Dr.Lee menatap Nathan dengan pandangan kesal. Nathan memang seharusnya mengikuti beberapa operasi, namun karena permintaan Rina tadi Ia harus meminta izin dan meminta orang lain menggantikannya.
            “haha Sorry sorry, tapi baru saja aku melihat gadis cantik keluar dari ruanganmu. Kau yakin kau sibuk dengan pekerjaan?” Dr.Lee memndang Nathan dengan pandangan seperti menuntut penjelasan.
            “Kau tahu aku seorang suami dan ayah dari dua orang putri Nat” Dr.Lee menggeleng. Nathan dan Dr.Lee memang terpaut umur yang sangat jauh. Sekitar dua belas tahun, namun karena Dr.Lee adalah dokter pembimbingnya dulu, Nathan bisa bicara santai kepadanya.
            “lalu, siapa gadis itu?” Nathan memainkan pulpen yang terletak di meja Dr.Lee.
            “Kau tertarik padanya?”
            “Tidak, hanya aku sering melihatnya keluar masuk ruanganmu” Nathan berdiri dan berjalan mengambil air mineral di meja lain.
            “Namanya Alexandra. Mengidap Hemofilia. Orang tuanya sudah meninggal dunia dan Ia hidup sendiri dengan beberapa pembantu. Itu yang aku tahu” Dr.Lee berdiri dan berjalan menuju jendela di ruangannya yang menghadap ke jalan raya.
            “Dia tidak terlihat sakit sama sekali. Kau tahu Dia seperti gadis biasa yang mungkin saja kau goda hehe” Nathan berjalan mendekat pada Dr.Lee.
            “Dia berusaha dengan keras terhilat senormal mungkin, dia juga rutin mendapatkan tranfusi. Sangat mudah bagi orang kaya melakukannya bukan? Dan aku tidak pernah menggodanya Nathan.”  Dr.Lee menghadap ke Nathan.
            “Ya..Ya Ya” Nathan kembali meminum air mineralnya dan menatap suasana Jakarta di saat malam
***
            Nathan duduk di kursi kerjanya, tak ada pasien yang harus ditangani dan semua pasien sudah di cek, tak ada lagi jadwal operasi. Nathan mengamati laptopnya, namun tak melakukan apa pun. Tiba-tiba Nathan teringat wanita tadi, “Alexandra” gumam Nathan. Aroma parfumnya masih bisa di hirup Nathan. Nathan sangat ingat aroma itu sampai detik ini, dia tak pernah begitu penasaran dengan seorang wanita. Ia tidak biasanya memikirkan wanita yang tidak dikenalnya apalagi wanita yang hanya dilihatnya beberapa kali, bahkan Ia baru mencium aroma parfumnya satu kali namun membuat Nathan terus mengingatnya. Wanita itu berbeda, pikir Nathan.
            Ponsel Nathan berdering, “Hallo..”
            “Sedang apa?” tanya seseorang, suara wanita dan bukan suara Rina.
            “Ada apa menelponku?” walau nomor nya tidak dikenal, namun Nathan tahu betul suara itu.
            “Ayolah Nathan, aku hanya perlu mengobrol denganmu. Aku baru kembali dari Paris dan kau justru berbicara sinis seperti itu padaku?” wanita itu berbicara dengan manja. Nathan memijat pelipis matanya, mendengar suara wanita tersebut membuat kepala Nathan tiba-tiba pusing.
            “Aku sangat lelah Mia, besok saja” tanpa mendengar jawaban dari wanita bernama Mia tadi, Nathan langsung mematikan ponselnya.
            Bianca Mia, wanita keturunan Indonesia Autralia itu memang cukup dekat dengan Nathan. Mia selalu meminta Nathan menemaninya kemanapun, membuat janji sesuka hatinya dan menyuruh Nathan tanpa meminta tolong. Aku berharap gadis itu tidak seperti Mia. Tiba-tiba saja Nathan membandingkan Alexandra dan Mia. “Ya Tuhan! Aku sudah gila! Apa yang aku pikirkan barusan?”
            Nathan keluar dari ruangannya dan menuju ruangan Dr.Lee. “Boleh aku lihat catatan medis Alexandran” pinta Nathan yang langsung membuat Dr.Lee hampir jatuh dari kursi kerjanya.
            “Kau sungguh tertarik pada Alexa?” Dr.Lee membenarkan posisi duduknya. “Setidaknya kau bisa mengetuk pintu terlebih dahulu, untung saja aku tak memiliki penyakit jantung” Dr.Lee berdiri dan menuju lemari arsip miliknya. Tanpa menunggu jawaban Nathan, Dr.Lee segera mencari catatan medis Alexandra.
            “Jadi gadis itu di panggil Alexa?” Tanya Nathan sera duduk di sofa berwarna hitam di ruangan Dr.Lee.
            “Ini dia...” Dr.Lee mengambil sebuah arsip dan menaruhnya di meja di depan Nathan. “sepertinya begitu, sejak awal aku memanggilnya Alexa”
            Nathan membuaka catatan tersebut, membacanya secara teliti. Menyipitkan matanya kemudian mengangguk seolah dia bertanya dan menemukan jawabannya sendiri. “dia tidak pernah kritis sebelumnya” Dr.Lee tahu itu adalah pernyataan karena Nathan terus membaca catatan medis tersebut.
            “Ya, sudah kubilang Ia bersikap senormal mungkin yang bisa Ia lakukan. Termasuk menuruti semua prosedur agar penyakitnya tidak memburuk.” Dr.Lee berdiri dan berjalan meuju pintu keluar. “Aku akan keluar untuk makan, aku sudah makan malam namun tiba-tiba saja aku lapar lagi, kau ingin ikut?” Nathan menggeleng dengan cepat Dr.Lee pun sudah menghilang di ambang pintu.
            Nathan membaca dengan teliti, semuanya Ia baca hingga Ia mengerti apa yang terjadi pada Alexandra. Sebenarnya, Nathan juga bepikir tentang apa yang Ia lakukan saat ini. Ia jelas-jelas menolak bahwa Ia tertarik pada seorang wanita hanya karena aroma parfumnya yang terus terngiang di otak dan indra penciumannya. Ini bukan Nathan, Ia tak pernah bertindak seperti ini dan Dia harap tidak melakukan hal yang lebih dari ini, tidak dan jangan!.
            Nathan menatap foto yang ada di halaman depan catatan tersebut. Foto Alexandra yang tersenyum manis, foto formal namun itu bisa membuat Nathan menahan nafasnya beberapa detik. Tidak banyak orang yang menarik saat berfoto formal, namun foto Alexandra sangat menarik perhatian Nathan. Cantik.... gumam Nathan yang bahkan tidak bisa Ia dengar sendiri.
            Nathan berjalan kembali keruangannya, Ia kembali mengingat sosok Alexandra yang keluar dari ruangan Dr.Lee tersenyum dan wajahnya sangat cerah. Tak akan ada yang mengira bahwa Alexandra mengidap kelainan pendarahan. Ia menatap lorong yang dilewati Alexandra tadi, kembali teringat tentang aroma parfumnya. “Ahhh ini membuatku gila!!!”
            “Siapa yang gila dok?” Nathan terperanjat kaget, seorang suster menepuknya dari belakang.
            “ohh bukan siapa-siapa. Kau shift malam?” tanya Nathan untuk berbasa-basi
            “Yaa. Anda belum pulang?”
            “Masih banyak yang harus aku kerjakan. Aku masuk dulu” dengan secepat kilat Nathan masuk keruangannya dan menutup pintu.

            Bodoh

1 komentar:

  1. Hanya di ICG88.COM dimana kamu bisa mainkan berbagai permainan di HKB Gaming,IDNPLAY, dan Gudang Poker! tentunya dengan inovasi terbaik.gabung dan buktikan sendiri promo dan bonusnya :

    Bonus New Member 20%
    * Min Deposit IDR 50.000,-
    * Max Bonus IDR 300.000,-
    * TurnOver 4X TO Termasuk Modal Dan Bonus
    * Bonus Di Berikan Di Depan
    * Jika Tidak Mencapai Ketentuan Bonus Maka Bonus Akan Di Tarik Melalui Nominal Withdraw

    Bonus Deposit Kedua & Selanjutnya 5%
    * Min Deposit IDR 50.000,-
    * Max Bonus IDR 100.000,-
    * TurnOver 5X TO Termasuk Modal Dan Bonus
    * Bonus Diberikan Di Depan

    Tunggu apa lagi,gabung dan dapatkan bonus serta jackpotnya!

    hubungi kami di :
    BBM : e3a9c049
    LINE: icg88poker
    Whattsapp : 081360618788

    BalasHapus