Rabu, 02 November 2016

[NOVEL] Don't Love Me - Bab 1

BAB I
            Kevin sibuk dengan pekerjaannya di salah satu hotel milik keluarganya. Royal Hotel, hotel berbintang yang selalu penuh setiap harinya. Hotel ini memang digunakan oleh para pengusaha untuk memberikan penginapan kepada rekan kerja mereka. Kevin berdiri di meja reseptionist seraya menyandarkan dirinya di meja tersebut.
            “Rina, kapan kau pikir hotel ini akan sepi?” tanya Kevin pada salah satu resepsionist yang sedang berjaga hari ini.
            “Saya tidak tahu, Pak” jawab Rina sedikit gugup karena Kevin tiba-tiba menoleh dan menatapnya.

            “Kau ini, tunggu aku setelah pekerjaanmu selesai, aku ingin mengajakmu kesuatu tempat” Kevin tersenyum pada Rina dan pergi berlalu begitu saja.
            “Apa-apaan itu tadi? Dia menggodaku saat aku sedang bekerja? Oh Ya Tuhan.. kapan dia menjadi lebih dewasa” gerutu Rina setelah melihat sosok Kevin yang sudah agak jauh darinya.
            Rina adalah kekasih Kevin, Ya semua orang di Royal hotel sudah mengetahuinya. Sebenarnya dulu Rina hanya karyawati biasa yang bekerja begitu keras untuk membayar biaya kuliahnya. Namun, tanpa Rina ketahui ternyata Royal Hotel dimiliki oleh Kevin Wijaya yang tidak lain adalah musuh pebuyutan Rina sejak SMP sampai SMA. Seperti apa yang orang katakan, jangan terlalu membenci seseorang karena benci dan cinta dipisahkan oleh satu garis tipis yang bisa putus kapan saja dan ternyata itu terjadi pada Rina dan Kevin. Mereka sudah berhubungan selama satu tahun dan selama itu pula Kevin selalu mengganggu Rina ketika bekerja.
            “Hallo Rina” suara Alexa membuyarkan lamunan Rina. Alexa memang sering datang kesini karena Ia adalah pemilik dari Royal Resto yang juga tersedia di Royal Hotel. Keluarga wijaya memang memiliki bisnis hotel dan resto dan kakek mereka membagi itu secara adil pada cucu-cucu mereka.
            “Hai Lexa, Kau ingin bertemu Kevin? Dia baru saja masuk” ucap Rina dengan ramah. Semenjak Rina bekerja di Royal hotel, dia langsung mengenal Alexa dan berteman baik.
            “Aku bosan harus bertemu dengannya, jika saja kakek tidak memintaku memberikan ini padanya” Alexa mengangkat dua plastik yang berisi oleh-oleh dari Italia. Kakeknya baru saja berlibur kesana, beliau hampir memenuhi kopernya dengan barang-barang tidak berguna. “Ini satu untukmu, kakek bilang kau harus kesana jika ingin berterimakasih dan jangan pernah melakukannya karena Ia akan bercerita selalu lebih dari tiga jam tentang apa saja yang Ia lakukan disana” Alexa memberikan satu bungkusan itu kepada Rina.
            “Terimakasih, aku akan tetap kesana nanti dengan membawa beberapa bungkus bubuk kopi agar aku tidak mengantuk saat mendengar beliau bercerita” keduanya tertwawa. Alexa jarang sekali tertawa, Ia hanya bisa tertawa bersama Rina dan Kevin. Entah apa yang Alexa pikirkan, tapi terlalu banyak tertawa tidak akan baik bagi dirinya.
            Alexa melenggang masuk ke dalam ruang kerja Kevin. Tanpa mengetuk pintu, Ia sudah berada di dalam ruangan dengan cat putih bersih seragam dengan meja, lemari dan sofa yang tersedia di ruangan itu. “Aku masih tidak menyukai kantormu, Sepupu”
            “Kau tidak perlu kesini jika tidak suka, untuk apa kau kesini?” Kevin berdiri dari kursi kerjanya dan berjalan menuju sofa. Alexa sudah duduk manis disana. “Dan apa yang kau bawa itu?”
            “Kau seharusnya menjenguk kakek, Dia baru saja kembali dari liburannya” Alexa menyandarkan punggungnya.
            “Dua minggu cepat sekali, mengapa kakek tua itu tidak berlibur selama satu tahun disana” ucap Kevin seraya membuka plastik berwarna merah dengan tulisan Italy di depannya. “Coba lihat! Kakek memang sudah tua”
            Kevin mengeluarkan sebuah miniatur menara pisa dan sebuah kaos berwarna biru dengan lambang bendera italia di depannya dan dibawah lambang tersebut ada tulisan Italia yang ditulis dengan huruf kapital. “Aku mendapatkan barang yang sama satu tahun yang lalu” gerutu Kevin sambil memasukan kembali kedua barang itu ke dalam plastik. “Tapi aku senang kakek masih mengingatku”
            “Kita selalu mencintainya Kevin, semenyebalkan apapun kakek, Dia satu-satunya yang kita miliki sekarang. Satu-satunya orang tua kita” Alexa memandang plastik berwarna merah tersebut.
            “Ya.. selalu” Kevin tersenyum. “By the way, Aku akan makan bersama Rina nanti. Kau harus ikut kali ini. Kau sama sekali tidak pernah bertemu dengan kakak laki-lakinya yang sangat kejam terhadapku” Kevin berdiri dan mengambil plastik merah tersebut dan menyimpannya di salah satu lemari miliknya. “Setidaknya jika kau datang, kau bisa membalas kata-kata tajam kakaknya, karena tak ada yang bisa menandingimu soal itu”
            Alexa berdiri dan mendekat pada Kevin yang sedang merapihkan miniatur menara pisa nya. “Jika aku datang, aku akan mendukung kakak laki-laki Rina yang kau bilang sangat kejam itu untuk menindasmu” Alexa menghadap ke Kevin dan melipat tangannya di dada.
            “Kau memang bukan sepupuku! Siapa kau?! Jangan mendekat!” Kevin mundur selangkah dan menodongkan miniatur menara pisanya seolah itu pisau ke ara Alexa.
            “Hahaha, Aku harus pergi. Kantormu benar-benar seperti rumah sakit sekarang” Alexa mendekat dan mencium pipi Kevin sesaat. Ia berjalan mendekati pintu lalu berbalik, “maksudku, Rumah sakit jiwa dengan satu pasien yang menganggap mainan menara seperti pedang” Sebelum Kevin sempat menjawab, Alexa sudah menutup pintu dan menghilang.
***
            Alexa memasuki dapur restaurantnya, hari ini malam minggu dan seperti biasanya Royal Resto selalu penuh dengan pengunjung. Kebanyakan pengunjung memang sepasang muda mudi yang berpacaran, bahkan di siang hari. Mungkin karena memesan meja untuk malam hari akan sangat sulit, karena tak akan pernah ada yang tersisa.
            “Jo, Aku selalu suka dengan masakanmu, ini sangat enak” Alexa memuji salah satu masakan Jo, kepala koki di Royal Resto. Alexa mendekat pada Jo yang sedang sibuk menghidangkan makanan penutup yang akan segera disajikan. “Kau seorang laki-laki yang manis Jo”
            “Percuma kau memujiku Lexa, kau bahkan tidak tertarik padaku” ucapan Jo membuat Alexa kaget. Jo memang salah satu koki terbaiknya, dan salah satu laki-laki yang sempat mengutarakan cinta pada Alexa.
            “Aku tak mendengarmu, selamat bekerja Jo” Alexa tidak ingin membahas ini sekarang, tidak bukan hanya sekarang tapi selamanya. Percayalah, Alexa gadis yang sangat cantik, berambut panjang bergelombang berwarna cokelat, bibirnya tipis dan matanya bulat. Siapapun akan langsung mengatakan Alexa cantik jika bertemu dengannya. Siapapun.
            Alexa kembali ke ruangannya. Tidak seperti ruang kerja Kevin, ruang kerja Alexa lebih mendominasi warna cokelat dan hijau tua. Di ruangan Alexa juga terdapat beberapa tumbuhan di sekitar jendelanya. Alexa suka tumbuhan, jadi semua tempat yang paling sering di tempatinya, Ia selalu membawa tumbuhannya kesana.
            Alexa membaca laporan yang diberikan Daniel tadi pagi. Daniel adalah manajer di Royal Resto, salah satu karyawan yang Alexa sukai selain Jo. Daniel selalu tahu apa yang Alexa inginkan, Ia selalu bisa memberikan laporan sesuai selera Alexa tidak berbelit-belit dan mudah di mengerti.
            “Kau sudah membacanya?” Alexa menoleh ke sumber suara. Daniel sudah berdiri di hadapannya dengan secangkir cappucino, Alexa bisa tahu dari aromanya. “Khusus untuk tuan putri” Daniel menaruh cangkir itu di meja.
            “Kau selalu tahu apa yang aku sukai Daniel” Alexa segera menyesap cappucino miliknya. “Dan aku tahu ini buatan Jo” Alexa tersenyum kepada Daniel.
            “Setidaknya aku yang meminta dan mengantarnya untukmu” Daniel mengangkat bahunya tanda tidak peduli. “Kau sudah melihatnya kan?” Daniel kembali bertanya, Alexa hanya mengangguk mengiyakan. “Selalu malam minggu, aku tahu tempat ini memang terkenal, setiap tujuh hari dalam seminggu tempat ini tidak pernah sepi” Danie mengambil sebuah pulpen dan kertas kosong di meja Alexa.
            “Itu bagus bukan? Royal Resto mendapat kepercayaan publik” ucap Alexa sambil memandang tangan Daniel yang sudah sibuk menggambar sesuatu. Daniel memang pandai menggambar, Ia bisa saja menjadi seniman jika Ia ingin namun pilihannya berbeda, menjadi Manajer di Royal Resto lebih menarik baginya. Orang pasti mengira itu karena gaji yang besar, namun Alexa dan Jo tahu bahwa alasannya bukan itu.
            “Memang, tapi di malam minggu mereka semua berubah menjadi sepasang kekasih yang saling mencintai dan mengumbar kemesraan bahkan disiang hari seperti ini” Daniel menatap wajah Alexa sesaat lalu kembali fokus dengan pulpen dan kertasnya. “Ada apa sebenarnya dengan Indonesia? Mengapa mereka harus bermesraan setiap malam minggu?” gerutu Daniel.
            “Ada apa denganmu Daniel? Kau sudah bekerja di sini beberapa tahun dan sekarang kau protes masalah malam minggu” Alexa masih menatap wajah Daniel, Ia tahu Daniel sangat tampan dan pintar. Tinggi, bertubuh tegap, bermata cokelat dan memiliki senyum yang bisa membuat semua orang jatuh cinta padanya, termasuk almarhum nenek Alexa.
            “Mereka bermesraan di depan ku, Setiap malam minggu mereka membawa pasangannya berpegangan tangan, berpelukan hingga berciuman di depanku. Sedangkan aku hanya sibuk melayani mereka semua” Daniel menghentikan aktifitas menggambarnya lalu menopang dagunya seraya menatap Alexa.
            “Kalau begitu, carilah seorang wanita Daniel. Aku akan mengizinkanmu libur di malam minggu, kau manajer terbaik seindonesia menurutku, itu bukan hal sulit untuk ku berikan padamu” Alexa berpaling dan menyesap kembali cappucino miliknya.
            “Kau tahu aku tak perlu mencari jika wanita itu sudah berada di hadapanku sekarang” Alexa hampir tersedak mendengar ucapan Daniel. Laki-laki itu mengucapkan dengan santai sambil memberikan garis terakhir di gambarnya.
            “Kau mulai lagi, aku tak mendengarnya” Alexa membersihkan bibirnya dengan tisu takut kalau ia menyisakan noda disana.

            “Tadaaa.. ini untukmu dan selalu untukmu. Aku akan kesini lagi nanti. See you princess” Daniel memberika secarik kertas, sebuah gambar yang indah. Disana jelas terlihat gambar potongan gedung, Alexa tahu itu adalah jendela kantornya. Daniel menggambarnya dengan sangat detail, terlihat samar seorang gadis sedang menatap kebawah, tanpa bertanya Alexa tahu itu adalah dirinya. Daniel selalu tahu apa saja yang Alexa lakukan saat berada di dalam ruangannya, salah satunya menatap jalanan dari jendela kantornya. 

1 komentar:


  1. Hanya di ICG88.COM dimana kamu bisa mainkan berbagai permainan di HKB Gaming,IDNPLAY, dan Gudang Poker! tentunya dengan inovasi terbaik.gabung dan buktikan sendiri promo dan bonusnya :

    Bonus New Member 20%
    * Min Deposit IDR 50.000,-
    * Max Bonus IDR 300.000,-
    * TurnOver 4X TO Termasuk Modal Dan Bonus
    * Bonus Di Berikan Di Depan
    * Jika Tidak Mencapai Ketentuan Bonus Maka Bonus Akan Di Tarik Melalui Nominal Withdraw

    Bonus Deposit Kedua & Selanjutnya 5%
    * Min Deposit IDR 50.000,-
    * Max Bonus IDR 100.000,-
    * TurnOver 5X TO Termasuk Modal Dan Bonus
    * Bonus Diberikan Di Depan

    Tunggu apa lagi,gabung dan dapatkan bonus serta jackpotnya!

    hubungi kami di :
    BBM : e3a9c049
    LINE: icg88poker
    Whattsapp : 081360618788

    BalasHapus